Medan || kompas7.id ||
Tewasnya seorang siswa SMK Negeri 9 Medan saat tawuran pada Jumat (25/11/2022) sore di salah satu SPBU Jalan Kapten Sumarsono, Kota Medan, diminta untuk menjadi catatan penting bagi dunia pendidikan di Sumatera Utara, termasuk di Kota Medan.
Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn, mengatakan bahwa tawuran yang berujung maut tersebut dinilai telah mencoreng dunia pendidikan. Pasalnya, para siswa yang terdidik di sekolah dan diharapkan menjadi generasi bangsa justru menunjukkan sikap yang jauh dari kata terdidik.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Tewasnya salah seorang siswa di Medan saat tawuran pada Jumat kemarin telah mencoreng dunia pendidikan. Saya minta kepada semua pihak, termasuk kepada Dinas Pendidikan Sumut agar hal ini menjadi catatan penting," ucap Rendy, Minggu (1/12/2022).
Politisi muda Partai NasDem ini mengatakan, kejadian tewasnya seorang siswa akibat dihantam senjata tajam oleh siswa lainnya yang menjadi lawannya saat tawuran tersebut dilakukan di depan umum.
"Siswa yang terdidik di sekolah justru melakukan hal yang tidak terdidik, melakukan bentuk kesadisan yang sangat tidak patut dipertontonkan di depan umum. Tentu ini harus jadi catatan penting bagi kita semua, ada yang harus kita evaluasi dan perbaiki bersama terkait perilaku para generasi bangsa kita ini," ujarnya.
Oleh sebab itu, Rendy pun meminta Dinas Pendidikan Sumut yang menaungi sekolah tingkat SMA/SMK untuk segera melakukan langkah-langkah strategis dalam mencegah terulangnya kembali tawuran antar pelajar di Sumatera Utara, terkhusus di Kota Medan.
"Saya sangat berharap Dinas Pendidikan menekankan kepada sekolah-sekolah agar dapat betul-betul melakukan tindakan preventif, jangan sampai ada lagi tawuran, apalagi sampai ada nyawa yang melayang sia-sia," katanya.
Tak hanya Disdik Sumut, Rendy juga mengingatkan counterpart nya di Komisi II DPRD Medan, yakni Dinas Pendidikan Kota Medan untuk turut melakukan langkah-langkah strategis yang bersifat tindakan preventif agar tawuran tidak terjadi di sekolah-sekolah tingkat SMP sederajat.
"Disdik Medan tidak boleh lengah, hari Ini anak SMK yang tawuran, besok bisa jadi anak SMP juga ikut-ikutan. Kita khawatir, siswa-siswa SMP yang kita anggap masih anak-anak ini bisa mencontoh perilaku buruk yang sudah dipertontonkan 'abang-abang' mereka di tingkat SMA/SMK," tegasnya.
Rendy selaku Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPRD Medan ini juga meminta kepada pihak kepolisian agar semakin aktif dalam melakukan patroli, khususnya pada jam-jam pulang sekolah yang dinilai sebagai waktu yang paling sering digunakan untuk tawuran.
"Siswa yang tawuran ini membawa senjata tajam. Ini bukan hanya membahayakan mereka yang tawuran, tapi juga membahayakan masyarakat umum yang berada tak jauh dari mereka yang sedang tawuran. Ini membuat masyarakat sangat resah, rekan-rekan dari kepolisian kita harapkan untuk hadir, amankan mereka yang tawuran, lindungi dan beri rasa aman kepada masyarakat," pungkasnya.
Seperti diketahui, Eko Farid Azam, pelajar SMK Negeri 9 Medan yang berdomisili di Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, tewas dibacoki saat tawuran di SPBU Jalan Kapten Sumarsono, Medan, Jumat (25/11/2022) sore.
Saat tawuran terjadi, Eko Farid Azam dikejar-kejar oleh pelajar dari sekolah lain. Ia pun dihabisi di dalam mini market yang tak jauh dari SPBU. Pascakejadian, jenazah pelajar SMK Negeri 9 Medan ini kemudian dimakamkan pada Sabtu (26/11) oleh pihak keluarga.
(k7 nell)
0 اÙ„تعÙ„يقات:
Posting Komentar